CHIKUNGUNYA, TIDAK BERBAHAYA TAPI MENYIKSA

Selasa, 05 Mei 2009

Lagi, dalam sepekan ini Penyakit Chikungunya menghiasi layar kaca. Hajatan tahunan penyakit yang pertama kali dilaporkan mewabah di Tanzania ini biasanya muncul bersamaan dengan merebaknya kasus Demam Berdarah. Tidak berbahaya, karena bisa sembuh sendiri dan belum pernah dilaporkan adanya kematian yang disebabkan kasus ini, dan menyiksa karena gejala klinis yang ditimbulkannya, terutama panas yang mendadak dan nyeri sendi yang amat sangat, konon nyerinya tak terperikan bagai menusuk tulang belulang.

Chikungunya, penyakit apa gerangan ?
Chikungunya adalah penyakit yang ditandai dengan demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Acapkali disertai dengan kondisi tubuh nan lunglai bak tiada daya. Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada konjunktiva (selaput lendir mata), pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah dan kadang-kadang disertai dengan gatal pada ruam. Belum pernah dilaporkan adanya kematian karena penyakit ini.

Demam chikungunya sering rancu dengan penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan campak, tetapi gejala nyeri sendi merupakan gejala yang penting pada demam chikungunya. Serangan demam chikungunya dalam bentuk KLB (kejadian luar biasa) sudah sering terjadi, terutama karena penyebarannya oleh nyamuk. Untuk mencegah serangan demam chikungunya, maka rumah, asrama, hotel, sekolah, pasar, terminal dan tempat-tempat lainnya, harus terbebas dari media berkembang biaknya nyamuk, termasuk 200 meter sekitarnya.

PENYEBAB CHIKUNGUNYA
Virus penyebab adalah virus chikungunya, kelompok Alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh “group B” antropho borne viruses.

Vektor ( Pembawa penyakit )
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang juga nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Masa Inkubasi: Masa tunas antara 1-12 hari, pada umumnya 2-4 hari.

Cara Penularan
Penularan demam chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular, kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Biasanya tidak terjadi penularan dari orang ke orang. Penyakit ini biasanya berlangsung selama beberapa hari kemudian sembuh sendiri. Tapi…mana tahan …

GEJALA CHIKUNGUNYA

* Demam. Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai mengigil dan muka kemerahan. Panas tinggi selama 2-4 hari kemudian kembali normal.
* Sakit persendian. Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, nyeri tak terperi, sehingga kadang penderita ” merasa lumpuh ” sebelum berobat . Sendi yang sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
* Nyeri otot. Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada pada otot sekitar mata kaki.
* Bercak kemerahan ( ruam ) pada kulit. Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
* Sakit Kepala: sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui.
* Kejang dan Penurunan Kesadaran. Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
* Gejala lain. Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher.

PENGOBATAN
Pengobatan demam chikungunya adalah pengobatan simptomatis dengan penurun panas atau penghilang rasa nyeri, disertai istirahat. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited, yakni akan sembuh sendiri.

Adakalanya penderita dirawat di RS lantaran kondisi yang lemah dan lunglai, dan keadaan ini acapkali menakutkan bagi penderita dan keluarganya.

Belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit ini. Juga belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.

Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala yang ada saja (symptomatik therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual / muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi.

Contoh:
Penurun panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi ( NSAI ), misalnya: (pilih salah satu contoh): parasetamol, antalgin, natrium diklofenak, piroksikam, ibuprofen, dll
Sedang untuk mengurangi mual atau muntah bisa digunakan dimenhidramin atau metoklopramid.

PENCEGAHAN
Penderita sebaiknya diisolasi dari gigitan nyamuk, sehingga dapat mencegah penularan ke orang lain. Setiap orang dapat mencegah gigitan nyamuk penular demam chikungunya dengan kelambu, obat nyamuk bakar dan semprot atau dengan kasa anti nyamuk.

Pencegahan terbaik adalah membebaskan sarang nyamuk di setiap rumah, asrama, sekolah, masjid, terminal dan tempat-tempat umum lainnya. Pembersihan sarang nyamuk di rumah sendiri adalah sangat penting, tetapi adanya sarang nyamuk di rumah tetangga merupakan ancaman penyebaran demam chikungunya, karena nyamuk dapat terbang sangat jauh.
Adanya gerakan pembersihan sarang nyamuk di suatu desa atau wilayah hunian akan berdampak pada penurunan angka serangan.

Edisi cetak (format PDF), silhkan download di sini

Semoga bermanfaat

Sumber artikel:
http://cakmoki86.wordpress.com/2008/02/01/demam-chikungunya-merebak/

1 comment

Yuli Panca mengatakan...

menarik.................

15 Juli 2010 pukul 05.55

Posting Komentar