Arsenal akan menjalani game paling penting musim ini dengan menjamu Manchester United di leg 2 semi final Liga Champions di Emirates Stadium, Rabu dini hari (6 Mei 2009 WIB). Paling penting, karena bila Arsenal lolos mereka berpeluang memperoleh satu-satunya gelar musim ini, sekaligus mengakhiri puasa gelar sejak merengkuh Piala FA 2005. Laga ini juga kesempatan bagi kedua manajer untuk membuktikan siapa yang lebih baik, karena pada 38 laga sebelumnya keduanya berbagi hasil imbang: sama-sama menang 14 kali dan seri 10 kali.
Bermain di kandang sendiri jelas suatu keuntungan bagi Arsenal. Di Emirates mereka sudah bentrok tiga kali di pentas Premier League sejak stadion tersebut dibuka pada musim 2006 dan Arsenal belum pernah kalah. Setiap game tim Gudang Peluru berhasil menceploskan dua gol dan skor agregat adalah 6-4 untuk tuan rumah.
Namun karena ini pentas Eropa, ceritanya bisa lain. Arsenal selalu kesulitan melewati hadangan tim Inggris. Musim lalu Arsenal harus berhadapan dengan Liverpool di babak perempat final. Pada leg pertama di Emirates, Arsenal hanya bermain imbang 1-1. Pada leg ke-2, Liverpool mengalahkannya dengan skor 4-2 dan lolos dengan agregat 5-3.
Musim 2003-2004 lebih parah lagi. Arsenal gagal melewati Chelsea di babak perempat final dengan kalah agregat 3-4. Pada leg pertama di Stamford Bridge Arsenal berhasil menahan imbang Chelsea 1-1. Tapi pada leg kedua di kandang sendiri (masih Highbury waktu itu) Arsenal justru menyerah 1-2. Itu kekalahan yang menyakitkan, karena Chelsea (waktu itu dilatih Claudio Ranieri) tidak pernah bisa mengalahkan Arsenal selama 13 pertemuan sebelumnya sejak tahun 2000. Plus, tiga hari sebelumnya mereka disingkirkan Manchester United dari semi final Piala FA dengan skor 1-0. Arsenal akhirnya hanya meraih titel Liga Inggris 2003-2004 dengan status tidak terkalahkan. Tetapi, sejak dikalahkan Chelsea tersebut, Arsenal belum pernah kalah lagi di kandang di ajang Liga Champions. Statistik menunjukkan 24 pertandingan tak terkalahkan di kandang sejak 2004 alias lima tahun!
Musim ini di Emirates Arsenal mengalahkan Twente (4-0), FC Porto (4-0), Fenerbahce (0-0), Dinamo Kiev (1-0), AS Roma (1-0) dan Villareal (3-0). Enam laga tanpa kebobolan!
Tetapi ketika sudah menginjak fase semi final di pentas Eropa, Arsenal tidak pernah gagal. Tercatat mereka sudah enam kali berlaga di semi final, yaitu tahun 1970, 1980, 1994, 1995, 2000, 2006 dan kesemuanya berhasil dilewati sampai ke final. Tahun 1970 Arsenal berhasil melewati Ajax Amsterdam dengan agregat 3-1 (lalu jadi juara Inter-Cities Fairs Cup dengan mengalahkan Anderlecht 4-3), tahun 1980 melewati Juventus 2-1, tahun 1994 melewati Paris St Germain 2-1 (lalu Arsenal jadi juara EUFA Cup dengan mengalahkan Parma 1-0 di final), tahun 1995 melewati Sampdoria lewat adu penalti (agregat 5-5), tahun 2000 melewati RC Lens 3-1 dan 2006 melewati Villareal 1-0.
Performa MU di babak semi final tidak lebih baik. Mereka sudah 13 kali menjejakkan kaki di babak ini (termasuk sekarang) dan baru 3 kali sukses ke final. Namun hebatnya, begitu sampai ke final mereka merengkuh juara.
Bermain di kandang sendiri jelas suatu keuntungan bagi Arsenal. Mereka akan lebih bersemangat dan menikmati pertandingan untuk menyuguhkan permainan yang menarik dan menghibur serta memperoleh hasil maksimal. Untuk itu Arsenal telah menyiapkan 60.000 bendera khusus yang akan memenuhi seluruh sudut stadion. Para supporter juga diminta datang lebih awal, sehingga stadion sudah penuh ketika kick off dimulai. Mereka juga diminta untuk membentuk gelombang yang bergemuruh, terutama ketika tim masuk ke lapangan.
Sumber:http://creativesimo.wordpress.com/
0 comments
Posting Komentar